Bahan Bakar PancaLAKU

Dari penjelasan sub bab sebelumnya, diketahui bahwa dzikrullah, eling (dalam Bahasa Jawa) atau meditasi dalam setiap gerak, langkah, nafas dan waktu kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segenap totalitas Cinta adalah kiat dasar dan landasan awal mengamalkan PancaLAKU. Tanpa itu amalan-amalan PancaLAKU akan terasa sangat berat untuk diamalkan.

Nah, agar dzikr, eling atau meditasi kita membuahkan hasil yang lebih cepat dan optimal, maka dalam melakukan dzikr, eling atau meditasi, harus dimulai dengan menjaga hati dan pikiran kita dari lintasan-lintasan ego dan hawa nafsu kita sehingga kita dapat akses ke Air Kehidupan Pengetahuan Spiritual yang tak pernah habis mengalir melalui kalbu kita masing-masing. Air Kehidupan itu adalah Cahaya-Cahaya Latho’if (artinya: sangat halus tak dapat dilihat secara kasatmata) Petunjuk-Petunjuk Spiritual. Seyogyianya sebelum seorang mengajak orang-orang ke jalan kebajikan spiritual, ia sebelumnya harus sudah dapat akses ke Air Kehidupan Pengetahuan Spiritual yang tak pernah habis mengalir melalui kalbunya. Atau dalam bahasa CHMH: Continue reading

25 Sub Level PancaLAKU

Di samping lima pokok amalan PancaLAKU, masing-masing level amalan dan sikap PancaLAKU masih memiliki satu atau beberapa sub-sub Level PancaLAKU yang terkait dengan “salahsatu” sisi aspek “kematangan pribadi” dan “kedewasaan spiritual” dari salah satu ikon nabi-nabi Allah tertentu. Kedua puluh lima sub-sub level tersebut adalah sbb:

Sub-Sub Level 1 PancaLAKU RENDAH HATI:
1. Maqom Ketenangan
2. Maqom Kelembutan Hati
3. Maqom Pembukaan Spiritual
4. Maqom Pemahaman
5. Maqom Kekuatan Merendah Continue reading

Everything is Energy

Everything is energy, including the soul. As energy, bad soul is never lost but transforms into good soul by doing PancaLaku (“the Five Noble Deeds”), which is purifying the soul continuously with:
1. TAWADU’: Humble in God’s presence and humble towards people;
2. SIDDIQ: Truthful to the inner self and in all affairs of life;
3. IKHLAS: Sincerity of intention in all actions to please no one but God, the One only;
4. ZUHUD: Non-attachment from all that which distracts from God;
5. FANA FILLAH: Extinction of the self in God.

Good souls are those that have achieved the station of Fanafillah. Fanafillah is leaving the ego totally behind and be completely absorbed in God’s Will. In Fanafillah there is no more I or we, but the Will of GOD only flowing/manifest completely through the soul, the mind and the body. Continue reading

What is the secret ?

A good lady once asked a young man: “I wonder why the elderly and powerful people listen to you? How come?”

The young man replied: Be always honest with yourself, be always honest with God, be always honest to the people, and have always a sincere good and right intention. Then Allah will give you inspiration and power into your heart what to say, when to say and how to say whether it should be said openly (verbal) or secretly, through heart to heart. And they whose heart has been opened by God will listen and follow what you say even if you are just an ordinary child because the Divine inspiration and its power are within your heart. Just remember: be always honest and have always a sincere good and right intention. Then you can do it as I do.” Continue reading

Give Me your heart

Do you think that in prayers, the leader of the prayer is closer to God than the others?
No, Allah knows best what is hidden in the heart of each man
Allah ta’aala said through Prophet King Solomon a’layhi as-salaam:
“It is not the eloquence of words (in your prayers and supplications) but give
me your heart.”

***********************


Apakah kalian mengira dalam sholat, sang imam sholat lebih dekat kepada Allah daripada yang lain?
Tidak, Allah maha mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati tiap orang
Allah ta’ala berfirman melalui Nabi Raja Sulayman a’layhi as-salaam:
“Bukan kefasihan ucapan (dalam sholat dan doa-doamu) tapi berikanlah Hatimu.”

~ Yos W. Hadi

Fanafillah Karena CINTA (1)

Dari perspektif spiritual, kerelaan Nabi Isma’iil untuk dikurbankan adalah wujud kefanafillahan Nabi Isma’iil as. sebagaimana pula kerelaan Nabi Yaahyaa untuk dipenggal kepalanya tanpa sedikitpun ketakutan adalah wujud kefanafillahan Nabi Yaahyaa as. Kefanafillahan Nabi Ismaiil as. membuat beliau tidak mempan dipenggal dan diganti dengan seekor domba besar bertanduk dan

berbulu putih. Sedangkan kefanafillahan Nabi Yaahyaa as. membuat beliau menerima rasa kepuasan, kebahagiaan, keselamatan dan keberkahan spiritual yang sangat berlimpah saat diwafatkan, saat hidup di alam barzakh sekarang, dan saat dibangkitkan kelak di Akhirat. Continue reading

Fanafillah Karena CINTA (2)

Saat seorang Fanafillah, ia akan terserap lenyap dalam lautan Keheningan Ilahi dan merasakan masuknya ilham-ilham dan kesejukan-kesejukan spiritual dalam dada. Yang berkat masuknya ilham-ilham dan kesejukan-kesejukan spiritual itu, ia kan melihat dunia ini sangat kecil sekali, tak perlu lagi untuk dikejar-dikejar tapi untuk diperbaiki dengan memperbaiki kondisi spiritual-batin manusia-manusia yang tinggal di dalamnya.

Lingkungan yang baik karena orang-orang yang tinggal di situ baik. Sebaliknya lingkungan bisa buruk jika yang tinggal di sana adalah orang-orang yang buruk. Maka dunia yang baik diwujudkan dengan membentuk komunitas umat manusia yang baik. Dan membentuk umat manusia yang baik dimulai dengan membentuk diri kita dulu menjadi baik. Itulah tugas hidup (darma) Muusaa, Buddha, Khong Hu Cu, Yesus, Muhammad saw. dan semua orang yang mencapai FANAFILLAH. Continue reading

Truths that cannot be spoken

There some truths that cannot be spoken
But can be found and tasted in the silence of meditation
Meditation is not just sit, close the eyes and aware of every breathing in and out
But also have to keep the mind, heart and soul from anything what God forbids.

——————————-
Ada berapa kebenaran yang tidak dapat diungkapan
Tapi dapat ditemukan dan dirasakan dalam keheningan tafakur
Tafakur bukan hanya duduk, menutup mata dan sadar terhadap setiap hirupan nafas masuk dan keluar
Tapi harus pula menjaga pikiran, hati dan jiwa dari apa saja yang dilarang Allah.

~ Yos W. Hadi

All (Kebajikan) in One Panca Laku

Dalam PancaLAKU sudah tercakup sifat-sifat nabi yang Amanah (terpercaya), Tabligh (menyampaikan dan menyebarluaskan kebenaran firman-Nya), dan Fathonah (cerdas). Ketiga sifat tersebut semuanya sudah inheren, tercakup dan sekaligus merupakan buah atau hasil dari PancaLAKU.

Buktinya adalah: orang yang lurus (shiddiq) pasti juga seorang yang amanah. Sebaliknya seorang yang amanah juga pasti seorang yang lurus dalam ilmu dan tindakan, kalau tidak ia tidak akan dipercaya/diamanahi. Continue reading

Level 1 Pancalaku : Rendah Hati

Kita takkan pernah bisa membersihkan apalagi menyadarkan hati dan pikiran orang-orang apalagi umat manusia yang lintas agama, lintas bangsa, lintas benua, sebelum hati jiwa kita sendiri bersih dari ego/nafsu grusak-grusuk. Orang yang hati jiwanya sudah bersih dari ego, maka kata-katanya santun, lembut, adem, tidak kasar, tidak sarkatis, tidak sinis, tapi tetap tegas dan bijaksana. Tidak suka memprovokasi atau memperkeruh suasana dengan emosi-emosi kekanak-kanakan dan meledak-ledak (apalagi jika usia sudah separuh baya, masih menjabat atau pernah menjabat, harusnya bisa mengendalikan emosi dan bukan asal bicara), tahu etika, tahu adab. Nah, tingkatan terendah untuk membersihkan hati jiwa kita dari ego dan nafsu adalah dimulai SEKARANG JUGA dengan bersikap, berkata, menanggapi segala hal dengan Tawadhu’ alias Kerendahan Hati.
Continue reading