Dari penjelasan sub bab sebelumnya, diketahui bahwa dzikrullah, eling (dalam Bahasa Jawa) atau meditasi dalam setiap gerak, langkah, nafas dan waktu kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segenap totalitas Cinta adalah kiat dasar dan landasan awal mengamalkan PancaLAKU. Tanpa itu amalan-amalan PancaLAKU akan terasa sangat berat untuk diamalkan.
Nah, agar dzikr, eling atau meditasi kita membuahkan hasil yang lebih cepat dan optimal, maka dalam melakukan dzikr, eling atau meditasi, harus dimulai dengan menjaga hati dan pikiran kita dari lintasan-lintasan ego dan hawa nafsu kita sehingga kita dapat akses ke Air Kehidupan Pengetahuan Spiritual yang tak pernah habis mengalir melalui kalbu kita masing-masing. Air Kehidupan itu adalah Cahaya-Cahaya Latho’if (artinya: sangat halus tak dapat dilihat secara kasatmata) Petunjuk-Petunjuk Spiritual. Seyogyianya sebelum seorang mengajak orang-orang ke jalan kebajikan spiritual, ia sebelumnya harus sudah dapat akses ke Air Kehidupan Pengetahuan Spiritual yang tak pernah habis mengalir melalui kalbunya. Atau dalam bahasa CHMH: Continue reading