Everything is beautiful, Beauty in everywhere

BismillahirRahmaanirRahiim

Rumi’s and Khalil Gibran’s words are as always beautiful … Kang Dodi thanks for sharing it… allow me to add in my own few words and experiences…

Everything is beautiful

Even in pain and grief
Even in bad and worst days
If we are always in Love with God.
~ Yos Wiyoso Hadi (Saturday Paing, January 18, 1975 – )

[In Danish]
Alt er smukt
Selv i smerte og sorg
Selv i dårlige og værste dage
Hvis vi er altid i kærlighed med Gud.

[In Swedish]
Allt är vackert
Även i smärta och sorg
Även i dåliga och värsta dagarna
Om vi är alltid kär i Gud.

[In Deutsch]
Alles ist schön
Auch in Schmerz und Trauer
Auch bei schlechtem und schlimmsten Tage
Wenn wir immer in der Liebe zu Gott.

[In Dutch]
Alles is mooi
Zelfs in pijn en verdriet
Zelfs in slechte en slechtste dagen
Als we zijn altijd in liefde met God.

[In French]
Tout est beau
Même dans la douleur et le chagrin
Même dans les mauvais jours et le pire
Si nous sommes toujours dans l’amour avec Dieu.

[In Spanish]
Todo es hermoso
Incluso en el dolor y la pena
Incluso en los malos y peores días
Si estamos siempre en amor con Dios.

[In Portuguese]
Tudo é belo
Mesmo na dor e tristeza
Mesmo em dias ruins e piores
Se estamos sempre no amor de Deus.

[In Italiano]
Tutto è bello
Anche nel dolore e lutto
Anche in cattive e peggiori giorni
Se siamo sempre in amore con Dio.

[In Bahasa]

Segalanya indah
Bahkan dalam rasa sakit dan kesedihan
Bahkan di hari-hari yang buruk dan terburuk
Jika kita selalu cinta dengan Allah.
~ Yos Wiyoso Hadi (Sabtu Pahing, 18 Januari 1975 – )

“Unquestionably, [for] the allies of Allah there will be no fear concerning them, nor will they grieve.”
( Surat Yuunus, verse 62 )

Anyone can enjoy the never ending beauties and loveliness anytime and anywhere if he/she is always in strive to cleanse the heart and soul from all egos and worldly lusts. Or in the PancaLAKU language in 12 (twelve) languages:

Io sono un servo debole con tanti punti deboli
Ma cerco meglio per essere un uomo migliore di giorno in giorno
Lottando contro il mio ego, il mio più grande nemico
E sforzarsi di non mollare mai fino alla morte viene e mi porta.
~ Yos Wiyoso Hadi (Sabato, 18 Gennaio 1975 – )

[In English]
I am a weak servant with so many weaknesses
But I try best to be a better man day by day
Struggling against my Ego, my biggest enemy
And try hard to never give up till Death comes and takes me.

[In Danish]
Jeg er en svag tjener, med mange svagheder
Men jeg vil gøre mit bedste for at være et bedre menneske hver dag
Fighting mit ego, min største fjende
Og stræber efter at aldrig give op, indtil døden komme og tage mig.

[In Swedish]
Jag är en svag tjänare, med många brister
Men jag ska göra mitt bästa för att bli en bättre människa varje dag
Fighting mitt ego, min största fiende
Och strävar efter att aldrig ge upp förrän döden kommer och tar mig.

[In Deutsch]
Ich bin ein schwacher Diener mit vielen Schwächen
Aber ich versuche am besten, ein besserer Mensch zu sein, jeden Tag
Kämpfen gegen mein Ego, mein größter Feind
Und danach streben, nie aufgeben, bis der Tod kommt und nimmt mich.

[In Dutch]
Ik ben een zwakke dienaar, met veel zwakheden
Maar ik doe mijn best om een beter mens per dag
Vechten mijn ego, mijn grootste vijand
En streven ernaar om nooit op te geven tot de dood kom en neem me.

[In French]
Je suis un serviteur faible avec de nombreuses faiblesses
Mais j’essaie de mieux pour être un homme meilleur chaque jour
Luttant contre mon ego, mon plus grand ennemi
Et nous nous efforçons de ne jamais abandonner jusqu’à ce que la mort vient et me prend.

[In Spanish]
Soy un siervo débil con tantas debilidades
Pero trato mejor para ser un mejor hombre día a día
Luchando contra mi ego, mi mayor enemigo
Y se esfuerzan por nunca darse por vencido hasta que la muerte venga y me lleve.

[In Portuguese]
Sou um servo fraco, com muitas fraquezas
Mas eu tento o meu melhor para ser um homem melhor a cada dia
Lutando contra o meu ego, o meu maior inimigo
E se esforçar para nunca desistir até que a morte venha e me levar.

[In Slovenian]

Jaz sem šibka služabnik s tako veliko pomanjkljivosti
Ampak skušam najbolje, da se boljši ?lovek iz dneva v dan
Borijo proti moji Ego, moj najve?ji sovražnik
In trudim, da nikoli ne obupajte, dokler Smrt pride in me pelje.

[In Bahasa]
Saya hamba lemah dengan banyak sekali kelemahan
Tapi saya berusaha yang terbaik untuk menjadi manusia lebih baik dari hari ke hari
Berjuang melawan nafsu egoku, musuh terbesarku
Dan berusaha keras untuk tiada menyerah hingga kematian datang dan mengambilku.
~ Yos Wiyoso Hadi (Sabtu Paing, 18 Januari 1975 – )

“Indeed he/she succeeds who purifies his/her ownself.”
( Surat Ash-Shams, verse 9 )

ameen

— Pada Sab, 9/3/13, dodi syaripudin menulis:

AsWrWb.

Sahabat Suara Hati ysh, disampaikan dengan segala kerendahan hati, catatan yang disusun saat istirahat di hari sabtu ini, semoga dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya bagi saya prib
adi yang sedang menyelami makna Panca Laku yang diuraikan oleh mas Yos.

Kesucian Hati
“Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati ialah melalui kerendahan hati. Maka dia akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan Bukankah Aku Tuhanmu?”
(Rumi)

Hati Bersih Melihat Tuhan
“Setiap orang melihat Yang Tak Terlihat dalam persemayaman hatinya. Dan penglihatan itu bergantung pada seberapakah ia menggosok hati tersebut. Bagi siapa yang menggosoknya hingga kilap, maka bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat semakin nyata baginya.”
(Rumi)

Makna Tawakal kepada Allah
Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas : “Wahai anakku, aku akan mengajarimu beberapa kalimat : ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati Ia ada di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepadaNya. Jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepadaNya. Ketahuilah, bahwa kalau seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, tidak akan sampai manfaat itu kepadamu kecuali jika Allah tetapkan sampai kepadamu. Dan jika seluruh umat berkumpul untuk menimbulkan mudharat kepadamu, tidak akan bisa memudharatkanmu sesuatupun kecuali jika Allah tetapkan sesuatu bisa memudharatkanmu. Telah diangkat pena, dan telah kering lembaran-lembaran.” (H.R atTirmidzi, Ahmad, Abu Ya’la, AlHaakim, dan at-Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini hasan shohih).

Dijelaskan oleh alHafidz Ibnu Rajab makna ‘menjaga Allah’ adalah : menjaga batasan – batasan (yang dibuat Allah) dengan tidak melampauinya, hak–hak Allah dengan senantiasa memperhatikan dan menunaikannya, menjalankan perintah – perintahNya dan menjauhi larangan – laranganNya. (Abu Utsman Kharisman).

Menuju Fanafillah
Tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak. Aku bukan milik tubuh dan jiwa, aku milik jiwa Kekasih. Kubuang dualitas, kupandang dua alam satu semata; Satu sahaja yang kucari, Satu yang kukenal, kulihat dan kuseru Dialah Yang awal dan yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin.”
(Rumi)

Keharuan yang menggetarkan
Bila saja kita melakukan sesuatu kebaikan yang sekecil apapun, namun diliputi dengan ketulusan karena Cinta kepadaNya, maka tunggulah……keharuan yang menggetarkan qolbu terdalam, akan segera meliputi seluruh hati hingga, kita hanya dapat tersedu dalam rasa kasih sayangNya dan kedekatanNya…. Semoga…..

Temuilah Aku dalam hati orang beriman.
“Nabi berkata bahwa Allah berfirman, “Aku tidak bertempat di ruang yang tinggi dan yang rendah, Aku tidak berada di bumi dan di langit. Tapi Aku berada dalam hati hamba-Ku yang beriman. Alangkah indahnya! Jika engkau mencari Aku, carilah Aku di sana.”
(Rumi)

Jangan silau dengan keinginan yang belum tercapai, namun nikmati dan syukuri apa yang sedang dijalani…..
Suatu hari Kahlil Gibran bertanya kepada gurunya.
Gibran : “Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup…???”
Sang Guru : “Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang…!!!”
Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa…

Lalu guru bertanya : “Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun…???”
Gibran : “Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi…!!!”

Sambil tersenyum Sang Guru berkata : “Ya, itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya. Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan…”

Bandung, 09 Maret 2013

Yos W Hadi in Badau

Feel and Enjoy the All-Beauty and Joy in Everything and everywhere through FanafiLLAH PancaLAKU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *