Manfaat PancaLaku : Mempercepat Reformasi Anti-Korupsi Negara

Salah manajemen negeri ini, tak lepas dari sistem demokrasi kita di mana yang menentukan arah kebijakan nasional kita BUKAN oleh SuaraHATI nurani yang terbanyak, TAPI oleh siapa-siapa yang membagi-bagi uang dan jabatan yang banyak. Demokrasi, sebagaimana juga hukum di negeri ini, bisa dibeli dengan uang. Demokrasi di negeri ini bukan demokrasi Pancasila, tapi demokrasi transaksional. Orang-orang yang benar-benar jujur dan bersih bisa kalah suara dalam sistem demokrasi negeri ini oleh orang-orang yang memiliki dan bagi-bagi uang banyak.

Lalu mengapa suara rakyat bisa dibeli dengan uang? Karena, maaf, mayoritas rakyat kita secara hakikat spiritual belum zuhud. Coba jika saja mayoritas rakyat kita zuhud, maka yang terpilih sebagai pemimpin di legislatif, eksekutif dan yudikatif dengan suara terbanyak adalah orang-orang yang benar-benar jujur dan bersih, dan BUKAN orang-orang yang memiliki dan bagi-bagi uang banyak atau punya koneksi dengan orang-orang, perusahaan-perusahaan atau parpol yang bagi-bagi uang banyak. Bahkan tidak peduli apakah uang itu dari hasil korupsi atau tidak. Continue reading

Delapan karakteristik manusia berpancalaku

Dear All,

Melanjutkan kajian Pancalaku berikutnya, maka pertama-tama, belumlah seseorang berpancalaku sebelum kelima amalan pancalakunya memancarkan 8 (delapan) karakteristik berikut pada dirinya:

Warm, caring, generous, kind, fair, peaceful,optimistic, and happy are the traits of those whose heart and soul are purewith God’s love and light by Pancalaku.
~ Yos Wiyoso Hadi (Saturday Paing, January 18,1975 – )

[In Bahasa]
Hangat, peduli, murah hati, baik, adil, damai,optimis, dan bahagia adalah ciri-ciri mereka yang hati dan jiwanya suci dengancinta dan cahaya Allah melalui Pancalaku.
~ Yos Wiyoso Hadi (Sabtu Pahing, 18 Januari 1975- ) Continue reading

Manfaat Pancalaku : Tiada akan lepas kendali

BismillahirRahmaanirRahiim

Dear All,

Suka-duka silih berganti kita dengar, saksikan, dan alami namun sesuka-sukanya apa, manusia TIADA AKAN lepas kendali dan seduka-dukanya apa TIADA AKAN frustasi tapi tetap mendengar, melihat, merasakan kesejukan kedamaian surgawi dalam hati jika TELAH AMALKAN PANCALAKU. Efek Pancalaku dimulai dari hati menuju jiwa menuju pikiran menuju ucapan menuju tindakan menuju kebiasaan menuju budaya masyarkat menuju budaya nasional menuju budaya dunia, demikian pula efek surga atau neraka dimulai dari hati menuju jiwa menuju pikiran menuju ucapan menuju tindakan menuju kebiasaan menuju budaya masyarakat menuju budaya nasional menuju budaya dunia. Semakin banyak yang amalkan Pancalaku maka efek kesejukan kedamaian surgawi dalam hati dalam dada akan membersihkan-menyejukan-mendamaikan jiwa, lalu membersihkan-menyejukan-mendamaikan pikiran, lalu membersihkan-menyejukan-mendamaikan ucapan, lalu membersihkan-menyejukan-mendamaikan tindakan, lalu membersihkan-menyejukan-mendamaikan kebiasaan, lalu membersihkan-menyejukan-mendamaikan masyarakat, lalu membersihkan-mendamaikan bangsa, lalu membersihan-mendamaikan dunia. Surga di hati dimulai dari amalkan Pancalaku. Atau sebagaimana ditulis di facebook: Continue reading

Bahan Bakar PancaLAKU

Dari penjelasan sub bab sebelumnya, diketahui bahwa dzikrullah, eling (dalam Bahasa Jawa) atau meditasi dalam setiap gerak, langkah, nafas dan waktu kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segenap totalitas Cinta adalah kiat dasar dan landasan awal mengamalkan PancaLAKU. Tanpa itu amalan-amalan PancaLAKU akan terasa sangat berat untuk diamalkan.

Nah, agar dzikr, eling atau meditasi kita membuahkan hasil yang lebih cepat dan optimal, maka dalam melakukan dzikr, eling atau meditasi, harus dimulai dengan menjaga hati dan pikiran kita dari lintasan-lintasan ego dan hawa nafsu kita sehingga kita dapat akses ke Air Kehidupan Pengetahuan Spiritual yang tak pernah habis mengalir melalui kalbu kita masing-masing. Air Kehidupan itu adalah Cahaya-Cahaya Latho’if (artinya: sangat halus tak dapat dilihat secara kasatmata) Petunjuk-Petunjuk Spiritual. Seyogyianya sebelum seorang mengajak orang-orang ke jalan kebajikan spiritual, ia sebelumnya harus sudah dapat akses ke Air Kehidupan Pengetahuan Spiritual yang tak pernah habis mengalir melalui kalbunya. Atau dalam bahasa CHMH: Continue reading

25 Sub Level PancaLAKU

Di samping lima pokok amalan PancaLAKU, masing-masing level amalan dan sikap PancaLAKU masih memiliki satu atau beberapa sub-sub Level PancaLAKU yang terkait dengan “salahsatu” sisi aspek “kematangan pribadi” dan “kedewasaan spiritual” dari salah satu ikon nabi-nabi Allah tertentu. Kedua puluh lima sub-sub level tersebut adalah sbb:

Sub-Sub Level 1 PancaLAKU RENDAH HATI:
1. Maqom Ketenangan
2. Maqom Kelembutan Hati
3. Maqom Pembukaan Spiritual
4. Maqom Pemahaman
5. Maqom Kekuatan Merendah Continue reading

Fanafillah Karena CINTA (1)

Dari perspektif spiritual, kerelaan Nabi Isma’iil untuk dikurbankan adalah wujud kefanafillahan Nabi Isma’iil as. sebagaimana pula kerelaan Nabi Yaahyaa untuk dipenggal kepalanya tanpa sedikitpun ketakutan adalah wujud kefanafillahan Nabi Yaahyaa as. Kefanafillahan Nabi Ismaiil as. membuat beliau tidak mempan dipenggal dan diganti dengan seekor domba besar bertanduk dan

berbulu putih. Sedangkan kefanafillahan Nabi Yaahyaa as. membuat beliau menerima rasa kepuasan, kebahagiaan, keselamatan dan keberkahan spiritual yang sangat berlimpah saat diwafatkan, saat hidup di alam barzakh sekarang, dan saat dibangkitkan kelak di Akhirat. Continue reading

Fanafillah Karena CINTA (2)

Saat seorang Fanafillah, ia akan terserap lenyap dalam lautan Keheningan Ilahi dan merasakan masuknya ilham-ilham dan kesejukan-kesejukan spiritual dalam dada. Yang berkat masuknya ilham-ilham dan kesejukan-kesejukan spiritual itu, ia kan melihat dunia ini sangat kecil sekali, tak perlu lagi untuk dikejar-dikejar tapi untuk diperbaiki dengan memperbaiki kondisi spiritual-batin manusia-manusia yang tinggal di dalamnya.

Lingkungan yang baik karena orang-orang yang tinggal di situ baik. Sebaliknya lingkungan bisa buruk jika yang tinggal di sana adalah orang-orang yang buruk. Maka dunia yang baik diwujudkan dengan membentuk komunitas umat manusia yang baik. Dan membentuk umat manusia yang baik dimulai dengan membentuk diri kita dulu menjadi baik. Itulah tugas hidup (darma) Muusaa, Buddha, Khong Hu Cu, Yesus, Muhammad saw. dan semua orang yang mencapai FANAFILLAH. Continue reading

All (Kebajikan) in One Panca Laku

Dalam PancaLAKU sudah tercakup sifat-sifat nabi yang Amanah (terpercaya), Tabligh (menyampaikan dan menyebarluaskan kebenaran firman-Nya), dan Fathonah (cerdas). Ketiga sifat tersebut semuanya sudah inheren, tercakup dan sekaligus merupakan buah atau hasil dari PancaLAKU.

Buktinya adalah: orang yang lurus (shiddiq) pasti juga seorang yang amanah. Sebaliknya seorang yang amanah juga pasti seorang yang lurus dalam ilmu dan tindakan, kalau tidak ia tidak akan dipercaya/diamanahi. Continue reading

Level 1 Pancalaku : Rendah Hati

Kita takkan pernah bisa membersihkan apalagi menyadarkan hati dan pikiran orang-orang apalagi umat manusia yang lintas agama, lintas bangsa, lintas benua, sebelum hati jiwa kita sendiri bersih dari ego/nafsu grusak-grusuk. Orang yang hati jiwanya sudah bersih dari ego, maka kata-katanya santun, lembut, adem, tidak kasar, tidak sarkatis, tidak sinis, tapi tetap tegas dan bijaksana. Tidak suka memprovokasi atau memperkeruh suasana dengan emosi-emosi kekanak-kanakan dan meledak-ledak (apalagi jika usia sudah separuh baya, masih menjabat atau pernah menjabat, harusnya bisa mengendalikan emosi dan bukan asal bicara), tahu etika, tahu adab. Nah, tingkatan terendah untuk membersihkan hati jiwa kita dari ego dan nafsu adalah dimulai SEKARANG JUGA dengan bersikap, berkata, menanggapi segala hal dengan Tawadhu’ alias Kerendahan Hati.
Continue reading

Latar Belakang Pemilihan Metode PancaLaku

Untuk mengajak orang untuk berbuat baik, anti-korupsi, anti-maksiat dan membasmi penyakit-penyakit sosial lainnya, gerakan SuaraHati menggunakan metode PancaLAKU (Lima Amalan) yang terdiri dari :
(1) Rendah hati (tawadhu’),
(2) Lurus (shiddiq/berintegritas),
(3) Tulus (ikhlas),
(4) Zuhud dan
(5) Fanafillah.
Kelima amalan tersebut digunakan secara sinergis dan berkesinambugan karena:

LEVEL 1 PANCALAKU: Rendah Hati
Adalah mudah untuk mempengaruhi alam bawah sadar orang lain jika kita rendah hati daripada tinggi hati (sombong).
Contoh: Lebih mudah terpengaruh untuk berbuat baik oleh kata-kata Guru yang rendah hati atau Guru yang tinggi hati? Jawabannya sudah jelas, tak perlu saya jawab. Continue reading