Salah manajemen negeri ini, tak lepas dari sistem demokrasi kita di mana yang menentukan arah kebijakan nasional kita BUKAN oleh SuaraHATI nurani yang terbanyak, TAPI oleh siapa-siapa yang membagi-bagi uang dan jabatan yang banyak. Demokrasi, sebagaimana juga hukum di negeri ini, bisa dibeli dengan uang. Demokrasi di negeri ini bukan demokrasi Pancasila, tapi demokrasi transaksional. Orang-orang yang benar-benar jujur dan bersih bisa kalah suara dalam sistem demokrasi negeri ini oleh orang-orang yang memiliki dan bagi-bagi uang banyak.
Lalu mengapa suara rakyat bisa dibeli dengan uang? Karena, maaf, mayoritas rakyat kita secara hakikat spiritual belum zuhud. Coba jika saja mayoritas rakyat kita zuhud, maka yang terpilih sebagai pemimpin di legislatif, eksekutif dan yudikatif dengan suara terbanyak adalah orang-orang yang benar-benar jujur dan bersih, dan BUKAN orang-orang yang memiliki dan bagi-bagi uang banyak atau punya koneksi dengan orang-orang, perusahaan-perusahaan atau parpol yang bagi-bagi uang banyak. Bahkan tidak peduli apakah uang itu dari hasil korupsi atau tidak. Continue reading