Tingkatan Puasa

BismillahirRahmaanirRahiim

Kalau menggunakan terminologi PANCALAKU, maka tingkatan puasa :

Puasa awwam, adalah menjaga perut dan syahwat dari makanan, minuman, dan hubungan badan serta hal-hal lain yang membatalkan puasa.

Puasa khusus, adalah mengolah hati, jiwa, batin sehingga segala apa yang boleh kita dengar, lihat, ucapkan dan lakukan mencerminkan kerendahatian, kelurusan (kesalehan moralitas) dan ketulusan hati, jiwa, batin kita, seperti kerendahatian, Kelurusan (kesalehan moralitas) dan Ketulusan Nabi Ibrahim as dan semua nabi Allah, juga seperti Bunda Maria/Siti Maryam as dan seluruh orang suci di Jalan Allah.

Puasa Terkhusus, adalah melatih hati, jiwa, batin sehingga hati, jiwa, batin zuhud terhadap dunia dan sepenuhnya tunduk, berserah (muslim), lenyap dalam kehendak Allah semata alias fana fillah, seperti zuhud dan fanafillahnya semua nabi dan seluruh orang suci di Jalan Allah.

Dan Zuhud bukanlah menjauh dari dunia
tapi hatinya tidak terikat oleh dunia;
Hatinya tidak mudah goyah dan tergoda oleh harta,
jabatan, pujian, penghargaan, gelar, gejolak-gejolak nafsu cinta
dan kenikmatan-kenikmat an fana lainnya yang ditawarkan dunia;

Nabi Adam zuhud, nabi Idriis zuhud, nabi Nuuh zuhud, nabi Huud zuhud
Nabi Ibraahiim zuhud, nabi Luuth zuhud, nabi Isma’iil zuhud, nabi Is-haaq zuhud
Nabi Ya’quub zuhud, nabi Yuusuf zuhud, nabi Dawwud zuhud, nabi Sulaymaan zuhud
Nabi Muusaa zuhud, nabi Haaruun zuhud, nabi I’lyaas zuhud, nabi Ayyuub zuhud
Nabi Zakariyyaa zuhud, nabi Yaahyaa zuhud, nabi I’ysaa zuhud, nabi Muhammad saw. zuhud

Siti Hajar zuhud, A’isyah istri Fir’aun zuhud, Perawan Maryam zuhud, Siti Khadijah zuhud
Abu Bakr zuhud, U’mar bin Khaththab zuhud, U’tsman bin A’ffan zuhud, A’li bin Abi Thalib zuhud
Abu Hurayrah zuhud, Salman al-Farisi zuhud, A’bdullah ibn A’bbas zuhud, Hasan al-Basri zuhud
Keempat imam empat mahzab zuhud, semua ahlul bait zuhud

Zuhud bukan berarti menafikan nafsu
Tapi lepas dari perbudakan (tidak diperbudak lagi oleh) nafsu

Ada hartawan yang zuhud dan ada orang miskin yang tidak zuhud, maupun sebaliknya
Ada pejabat yang zuhud dan ada anggota masyarakat biasa yang tidak zuhud, maupun sebaliknya
Zuhud adalah apa yang telah tertanam kuat dalam kalbu bukan apa yang nampak semata kemuka
Zuhud adalah kemerdekaan Ruh, Akal, Jiwa atas nafsu
Zuhud adalah pengendalian total terhadap nafsu

Dan hakikat puasa adalah pengendalian diri Jiwa
Puasa yang benar membentuk pribadi-pribadi takwa yang zuhud
Maka sudahkah kita benar-benar berpuasa?
-Wiyoso Hadi, 20 Agustus 2008.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (seperti puasanya para Nabi dan orang-orang suci) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
( QS. Al-Baqarah, ayat ke-183 )

amiin

http://www.facebook.com/people/Yos-W-Hadi/1373431166

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *